Minggu, 21 Maret 2010

Reply as Serena

Serena mengibaskan bagian belakang jubahnya. Sup bawangnya tidak habis. bukan karena ia sudah kenyang. Bukan, sebenarnya ia masih sangat kelaparan. Namun ingatannya mengenai perjanjian pertemuan kecil dengan Sebastian mau tidak mau menghentikan acara makan malamnya. Serena tidak boleh membiarkan Sebastian menunggu terlalu lama. Anak itu keras kepala, semua orang tahu. Dan membuatnya menunggu terlalu lama sama saja dengan memilih untuk mati. Maka, Serena melenggangkan kedua kakinya keluar dari Aula Besar menuju danau Hitam.

Jalanan cukup terang. Ia bisa mendengar bunyi jangkrik bersahutan dari balik rumput kering musim panas. sepatunya berirama, bergesekan dengan jalan berbatu yang berdebu. harap-harap cemas Sebastian belum berniat untuk segera bergegas pergi. Serene bukan tipe gadis yang senang mengulur waktu, tentu. hanya saja kali ini ia memang benar-benar lupa.

"Sebastian kau masih disitu?" ucapnya canggung pada bayangan anak laki-laki di dekat Danau.

Oh bagus. Sekarang serena gugup. jangan sampai ia melupakan tujuan awalnya untuk bertemu dengan Sebastian malam ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar